Cerita Banjarmasin 3

Catatan yang terlewat....


Sejemput kisah yang terkumpul yang sempat saya ingat dan catat.
Masih lagi terpana dengan pemandangan pancuran air yang meriah sebelum masuknya waktu solat.
Gambar ini saya ambil dari atas bas pada beberapa waktu yang berlainan ; heningnya tetap sama. Ia terkesan di hati.






 Cerita permata pula...










Saya tak pandai membeda permata asli dan campuran; lalu saya tinggalkan saja gelang,cincin dan rantai, simpan dalam kenangan. Beralih pada tasbih sebagai cenderahati nanti. Rasanya lebih praktikal. Seorang kakak mengusik... beli banyak-banyak.. nanti kastam tahan, kau bagi saja tasbih!

 Mencari tasbih batu amethyst, tapi tak berjumpa... Inilah saja yang saya borong.






Dalam jadual yang padat, sempat juga lari ke Wong Solo Banjar Baru yang letaknya di seberang jalan hotel. Sedap ayamnya; saya suka kedua-dua ayam penyet dan ayam bakar. Rasanya lebih sedap dan manis dari yang saya makan di Shah Alam.
Oh ya, jus adpukatnya sungguh sedap.





Ini Lontong Banjar, katanya.
Kuah lontongnya agak pucat tapi rasanya sungguh perisa. Cukup semuanya. Kuah lontongnya hanya ada nangka muda semata-mata nangka muda. Dihidang dengan  ketupat nasi bentuk tiga segi yang berbalut daun, telur rebus dan kuah sambal pedas serta di taburi bawang goreng.


Jus Poligami....ada berani?
Ini makanan Banjar pertama yang saja jamah waktu sarapan di hotel Roditha. Sup Kopro namanya kata waiter di situ.
Sejenis soto dengan nasi impit tapi kuahnya.. alahai... sangat pekat berempah dan aroma macam pilis dan param! Saya tak mampu habiskan
Kalau masak sendiri, harus kuah yang semangkuk ini saya cairkan jadi seperiuk!




Lapis Bogor; Kandunganya tepung ubi keladi, vanili bubuk.. Wangi.. tambah lagi ada taburan keju parut...Enak!

Comments

Popular posts from this blog

Apam Polka Dot tanpa Ovallete

Samperit Resepi Lama

Nasi Kerabu Kedah